ManggaraiTimur,MC- Telah lama, Global Nutrition Report 2018 dari Unicef, telah memperlihatkan, Indonesia berada pada peringkat tinggi gizi buruk bersama sebagian besar negara negara Afrika, India dan sekitarnya serta sebagian negara di Timur Tengah.
Walaupun prevelensi Stunting terus mengalami trend penurunan, namun kondisi gizi buruk ini, masih mengancam sebagian besar anak anak terutama di Indonesia timur, yang bisa merugikan bonus demografi yang saat ini sedang berlangsung, terutama pada periode 2020 – 2030. Dengan demikian, periode ini adalah sebuah jangka waktu yang harus ditangani dengan hati hati.
Perhatian serius pemerintah pada periode ini, dilakukan dengan program besar, berupa Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan target ibu hamil, menyusui dan siswa sekolah di seluruh Indonesia. Dengan demikian MBG ditargetkan untuk meningkatkan kualitas pembangunan manusia, baik dari aspek kesehatan maupun kecerdasan.
Terkait keberadaan program MBG, Bupati Manggarai Timur, Agas Andreas, mengingatkan isu pangan menjadi alat ukur kinerja pemerintah desa, dengan demikian, pemerintah desa, harus mampu mengoptimalisasi dana desa 20 % dengan serius, untuk mewujudkan swasembada pangan sesuai Permendes 2 Tahun 2024. Hal ini disampaikannya ketika memberi arahan dalam kegiatan Musrenbangcam di kecamatan Kota Komba, Jumat (7/3/2025).
MBG tidak saja menargetkan perbaikan kualitas gizi tetapi juga meningkatkan pertumbuhan ekonomi kerakyatan, terutama bagi masyarakat diwilayah perdesaan. “ Dengan anggaran MBG yang begitu besar, maka peluang itu terbuka bagi seluruh masyarakat, terutama untuk memenuhi ketersediaan bahan baku MBG. Ekonomi kerakyatan itu adalah ekonomi yang dimiliki dan dikuasai oleh rakyat. Jadi potensinya ada ditengah tengah kita. ”
Untuk memperkuat ekonomi kerakyatan di kabupaten Manggarai Timur, Agas Andreas, akan membentuk Koperasi Ternak untuk mendukung masyarakat yang ingin memlihara unggas ( ayam potong dan ayam petelur ), babi dan kambing. Langkah besar ini, diharapkan mampu memperkuat usaha bersama bagi masyarakat dalam menyambut MBG. Dengan demikian, mampu memenuhi kebutuhan pasokan bahan baku program MBG di kabupaten Mangagrai Timur.
Koperasi Ternak tentu akan menjadi faktor pertumbuhan ekonomi masyarakat desa dikabupaten Manggarai Timur, dan meningkatkan gini ratio masyarakat di kabupaten Manggarai Timur. Kehadiran Koperasi ternak, tentu harus didukung dengan kerja kolaboratif berbagai pihak untuk menjaga kapasitas sumber daya alam, sumber daya manusia, tenaga manejerial dan produksi serta teknologi tepat guna. Saatnya Menatapmasa depan dengan optimis.
( ManggaraiTimur/ Media Center/ Patrys Anggo ).