Sebanyak 30 orang Tenaga Kesehatan yang terdiri dari bidan, ahli gizi puskesmas dan perwakilan kader gizi posyandu di wilayah Kabupaten Manggarai Timur mengikuti kegiatan Workshop Peningkatan Kapasitas Bidan dan Kader dalam upaya pencegahan Stunting, bertempat di Ruang Rapat Kerja Bupati, Borong, Selasa (27/04/2021).

Kegiatan Workhsop ini diprakarsai oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) melalui Direktorat Penyerasian Pembangunan Sosial Budaya dan Kelembagaan Direktorat Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal (PPDT) berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sebagai respon terhadap tingginya angka stunting di Kabupaten Manggarai Timur yang mencapai angka 48,4%.

Dalam agendanya, kegiatan ini dilaksanakan selama 3 (tiga) hari yaitu 27 april hingga 29 april 2021 dengan jumlah narasumber sebanyak 5 (lima) orang yang berasal dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, BKKBN, Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai Timur, serta perwakilan Ahli Gizi.

Bupati Manggarai Timur, Agas Andreas dalam sambutan pembukanya menyampaikan kegiatan workshop ini sangat penting dalam rangka menurunkan angka stunting di Kabupaten Manggarai Timur, karena melalui kegiatan ini ketersediaan petugas kesehatan serta ahli gizi yang terlatih dalam rangka pencegahan dan penanggulangan stunting dapat terpenuhi. Selain itu, melalui kegiatan ini, diharapkan agar semua pihak dapat terlibat aktif dalam mewujudkan program gizi seimbang menuju bangsa yang sehat berprestasi dan bebas stunting.

Hadirin yang saya hormati perlu disampaikan pula bahwa tujuan dari kegiatan ini adalah pertama tersedianya petugas gizi dan bidan yang terlatih tentang stunting dan penanggulanganya, kedua meningkatkan derajat kesehatan balita dalam mencegah stunting, dan ketiga meningkatkan status gizi masyarakat, terutama penanganan balita stunting.” Jelas Agas.

Upaya penanganan stunting di Kabupaten Manggarai Timur perlu ditingkatkan karena sangat berdampak pada kualitas Sumber Daya Manusia, yang tentunya akan berdampak pula pada produktivitas dan daya saing anak –anak bangsa. Maka, saya mengharapkan agar semua pihak berperan aktif, bukan hanya pemerintah tetapi juga seluruh masyarakat Manggarai Timur demi terwujudnya Gizi Seimbang menuju Bangsa yang sehat, berprestasi dan bebas stunting” Lanjut Agas Andreas.

Selanjutnya, Direktur Penyerasian Pembangunan Sosial Budaya dan Kelembagaan Kemendes PDTT, Bonifasius Ichtiarto melalui paparannya menekankan pentingnya peran desa dalam mendukung penanganan dan pencegahan stunting. Selain itu, Bonifasius juga menyampaikan Kemendes PDTT terus berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk menyiapkan strategi dan program untuk meningkatkan pembangunan di daerah-daerah tertinggal termasuk pencegahan stunting.

Kalau kita lihat dari strategi nasional Kemendes PDTT, ini kami juga mendukung amanah dari bapak Presiden dimana tahun 2024 angka stunting turun menjadi 14%. Ini tentunya menjadi tantangan bagi kami, melihat rata-rata angka stunting saat ini bekisar 20%-27%. Oleh karena itu, kami, dari Kemendes PDTT juga mendorong desa bisa membiayai kegiatan konvergensi pencegahan stunting. Tentunya, biaya konvergensi penanganan stunting ini bisa diambil dari dana desa. Jadi, disini memang peran desa juga sangat penting dalam upaya pencegahan stunting. Kami juga melakukan berbagai koordinasi, baik dengan Kementerian Kesehatan, BKKBN untuk menggarap strategi nasional terkait pencegahan stunting. Demikian pula rencana-rencana dalam bentuk RPJMN untuk menangani daerah-daerah tertinggal, termasuk di dalamnya pencegahan stunting ini.”Jelas Bonifasius.

(Media Center Manggarai Timur/Angelino Menggot/Gabriel H.A.Tahir)