ManggaraiTimur,MC- Bupati Manggarai Timur, Agas Andreas menyarankan agar penyertaan modal pada Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang ada di kabupaten ini tidak hanya mengandalkan dana desa tetapi juga dengan pola penyertaan modal masyarakat. Dengan pola itu BUMDes memiliki lebih banyak pilihan usaha karena ketersediaan modal yang cukup. Selain itu, kontrol terhadap perkembangan usaha juga menjadi kewajiban masyarakat yg ikut menanamkan modal. Hal itu disampaikannya saat menghadiri kegiatan Peletakan Batu Pertama Pembangunan Embung Wae Rutung di Dampek, Desa Satar padut, Kecamatan lamba Leda, Kamis (01/8).
“Kalau penyertaan modal dari dana desa hanya seratus juta, bagaimana BUMDes itu mau cepat berkembang,” ungkapnya. Dengan modal yang lebih banyak dari masyarakat maka daya dorong usaha BUMDes akan lebih kuat sehingga perkembangan usahanya menjadi lebih cepat.
Pembangunan Embung Wae Rutung yang dikerjakan dengan kontrak lebih dari 890 dengan kotraktor pelaksana PT Arisa ini bersumber dari Kementrian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi RI melalui Dirjen Sarana dan Prasarana. Selanjutnya, embung ini akan dihibahkan pada Desa Satar Padut untuk dikelola oleh BUMdes. “Saya minta agar BUMDes yang mengelola embung ini nantinya mampu mengelolanya dengan baik untuk kepentingan masyarakat dan memberi nilai tambah bagi pendapatan desa,” tegas Bupati Andreas. Ditambahkannya, embung ini bisa dikembangkan menjadi tempat wisata yang menjadi aset BUMdes dalam meningkatkan pendapatannya. Apabila BUMDes tidak mampu mengelola dan mengembangkanya dengan baik maka harus dievaluasi lagi kelayakannya sebagai penerima hibah ini.
Sementara itu, Dirjen Sarana dan Prasarana, Kementrian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi RI yang hadir pada kesempatan ini, Agus mengingatkan bahwa pada prinsipnya program Pemerintah Pusat yang turun ke daerah itu sifatnya mengumpan kreativitas. Untuk itu, pemerintah daerah dan pemerintah desa harus mampu mengembangkannya sehingga memberi efek ganda bagi masyarakat.
“Program ini gagal bila dalam beberapa tahun ke depan masih hanya dimanfaatkan sebagai embung untuk mengairi sawah masyarakat,” ungkapnya. Kehadiran embung dikategorikan berhasil bila mampu dikembangkan oleh daerah, misalnya untuk budidaya ikan air tawar, sektor wisata maupun untuk memenuhi kebutuhan air minum bersih. (kmfkmt)