Budaya literasi menjadi salah satu faktor penting dalam mendukung peningkatan kualitas sumber daya manusia. UNESCO (the united nations educational, scientific and cultural organization) memberikan pengertian literasi sebagai bentuk pendalaman ilmu pengetahuan melalui kemampuan membaca dan menulis.
Berdasarkan database Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Republik Indonesia, Indeks Kegemaran Membaca pada 2020 memberikan hasil minat baca Indonesia masuk dalam poin 55,74 atau sedang. Survei ini dilakukan Perpusnas melibatkan 10.200 responden di 34 provinsi yang bertujuan mengukur frekuensi membaca, durasi membaca, dan jumlah buku yang dibaca. Tentu saja, hal ini menjadi refleksi bagi semua pihak untuk dapat meningkatkan budaya literasi di tengah masyarakat.
Memanfaatkan momentum peringatan Hari Pendidikan Nasional tahun 2021 pada Senin (03/04/2021), tepat setelah pelaksanaan upacara, Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur melalui Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga bekerja sama dengan Media Pendidikan Cakrawala NTT mengambil langkah strategis menjadikan Kabupaten Manggarai Timur sebagai Kabupaten Literasi.
Pada kesempatan ini, Bupati Manggarai Timur, Agas Andreas,SH.M.Hum menyampaikan Bupati Matim pada kesempatan itu menyampaikan bahwa ada tiga tugas utama dari pemerintah sebagai fasilitator yaitu menyiapkan infrastruktur, meningkatkan mutu guru dan siswa melalui budaya literasi dan menyediakan kurikulum yang sesuai dengan kondisi pendidikan.
“Infrastruktur bukan hanya soal air, listrik, dan jalan tetapi juga perkembangan teknologi, terutama yang menunjang pelaksaan pendidikan,” demikian disampaikan Bupati Agas.
"Sekolah dijaman sekarang bukan semata-mata untuk mendapatkan prestasi tetapi sekolah untuk hidup". Jelas Bupati Agas.
Wabup Matim Drs. Jaghur Stefanus yang juga turut hadir dalam kegiatan ini menyampaikankan bahwa meningkatkan budaya literasi, terutama untuk generasi muda saat ini sangat penting, terutama untuk meningkatkan kualitas pendidikan baik itu guru maupun para siswa. Dengan mengembangkan budaya lliterasi diharapkan generasi muda dapat menciptakan lapangan pekerjaan sendiri.
Pada kesempatan yang sama Pimpinan Umum Media Pendidikan Cakrawala NTT, Gusty Rikarno, mengatakan bahwa untuk mengakarkan gerakan literasi di Manggarai Timur membutuhkan sinergitas dan kolaborasi.
"Karena menggiatkan literasi ini tidak bisa sendirian. Tidak bisa hanya kita saja. Harus semua secara bersama-sama. Selain itu, bagaimana agar literasi ini juga masuk ke desa-desa, ke-anak-anak dan masyarakat serta guru dan siswa, di desa atau kecamatan. Hal ini harus menjadi kesepakatan dan usaha bersama. Gerakan literasi harus dimulai dalam lingkungan keluarga, masyarakat dan sekolah.” Ungkap Gusty.
Kepala Dina PPO Manggarai Timur, Drs. Basilius Teto mengatakan, kegiatan literasi akan berdampak jangka panjang, minimal dua tahun dari sekarang Matim akan memiliki genrasi yang hebat dari gerakan literasi ini.
Basilius juga mengungkapkan rasa bangganya atas prestasi dan kesuksesan para guru penggerak, sekolah penggerak dan rumah belajar yang ada di Matim, diharapkan bapak ibu guru yang meraih prestasi sebagai sekolah atau guru penggerak tampil dengan kualitas berbeda dari guru-guru biasa.
"Terima kasih atas kehadiran dan kerjasama dari Media Pendidikan Cakrawala di Matim dan bersama-sama kita akan bekerja keras untuk melahirkan sekolah-sekolah model literasi di Kabupaten Manggarai Timur," kata Basilius
Dengan demikian, melalui langkah strategis menjadikan Manggarai Timur sebagai Kabupaten literasi diharapkan menjadi pemantik semangat berliterasi generasi muda demi mendulang prestasi gemilang di masa depan.
(Media Center Manggarai Timur/Angelino Menggot)