ManggaraiTimur, MC - Berada di Barat Kabupaten Manggarai Timur, desa Satar Tesem, Kecamatan Lamba Leda Selatan, menjadi teras depan Kabupaten Manggarai Timur, sebab berbatasan langsung dengan Kecamatan Wae Rii dan Cibal, Kabupaten Manggarai. Satar Tesem, menjadi menarik karena kebijakan dan praktek baiknya berhasil mengatasi persoalan Stunting pada tahun 2024.
Kepala Desa Satar Tesem, Hendrikus Bagung, menjadi sosok penting dibalik keberhasilan tersebut. Keterbatasan potensi ekonomi desa, tidak lantas menjadi penghalang dirinya, untuk berinovasi membangun desanya.
Selain optimalisasi anggaran desa, Hendrikus Bagung, juga memanfaatkan dukungan pemerintah daerah serta kemitraan dengan lembaga lainnya, seperti Puspas Keuskupan Ruteng dan Wahana Visi Indonesia, untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desanya.
Secara konsisten pemerintah desa Satar Tesem, setiap tahunnya melaksanakan program pembangunan 10 unit rumah layak huni, pembangunan kamar mandi dan WC, serta pelayanan air minum bersih yang memanfaatkan sumber mata air di desanya.
"Dengan dukungan berbagai pihak. Rata rata rumah warga saat ini sudah layak huni serta lengkap dengan fasilitas kamar mandi, WC Sehat serta layanan air minum bersih. Kalau tidak ada halangan, akhir tahun ini, kami akan menerima sertifikat ODF dari Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai Timur," ujar Hendrikus Bagung, di Satar Tesem, Senin (10/09/2024).
Tidak sampai disitu. Pelayanan 5 meja oleh kader Posyandu Satar Tesem, sangat istimewa. Advokasi perilaku hidup sehat, secara intens dilakukan sehingga perilaku hidup bersih individu berkembang menjadi perilaku perilaku dalam rumah tangga dan komunitas desa.
"Dalam setiap jadwal posyandu, kami selalu menggunakan bahasa Manggarai dan sifatnya berbagi tautan. Misalnya menjaga kebersihan ketika menyusui bayi, menjaga kebersihan lingkungan rumah serta kebiasaan mencuci tangan, " ujar Yasinta Irma, kader Posyandu Moncok.
Dunia pendidikan PAUD juga tidak ketinggalan. Dengan tiga lembaga pendidikan PAUD di Satar Tesem, anak anak mendapatkan pengetahuan serta dibiasakan praktek perilaku hidup sehat. Hasilnya sangat menggembirakan. Anak anak memiliki perilaku hidup sehat secara mandiri bahkan menjadi duta perilaku hidup sehat di lingkungan keluarga.
Melania Asin, yang bertugas sebagai bidan Polindes Satar Tesem, menjelaskan, kasus penyakit menular akibat masalah sanitasi hampir jarang terjadi.
"Untuk anak anak yang masih mengalami kondisi gizi kurang, kami lakukan intervensi dengan makanan tambahan. Puji Tuhan, dengan sanitasi berbasis masyarakat yang sudah berjalan, perkembangan kesehatan anak anak ini sangat baik," ujar Melania Asin.
Ditengah keberhasilan ini, Hendrikus Bagung, sedang menyiapkan kerja kolaborasi bersama masyarakat adat dan gereja Katolik, untuk merehabilitasi sejumlah mata air.
"Kami berencana lakukan reboisasi di lima sumber mata air, yang dimanfaatkan untuk air minum bersih dan persawahan. Saat ini, air untuk areal persawahan semakin kecil. Kami harus amankan pangan desa, sehingga anak anak kami bisa tumbuh dengan sehat," ujar Hendrikus Bagung.
Ia juga berharap dukungan pemerintah daerah kabupaten Manggarai Timur, untuk pembangunan embung dan bibit ikan Lele. Penjabat Bupati Manggarai Timur, Boni Hasudungan, yang dihubungi secara terpisah, menyampaikan apresiasi atas kerja dan rencana pemerintah desa Satar Tesem. Terhadap usulan tersebut, Boni Hasudungan, meminta agar dirinya kembali diingatkan, dalam proses kebijakan pemerintah daerah.
Tekad Hendrikus Bagung, desa tidak boleh lagi menjadi tantangan bagi pemerintah kabupaten, propinsi dan pusat. Justru sebaliknya, desa menjadi pilar pembangunan.
"Desa harus jadi pilar pembangunan. Ini tekad kami menyongsong Indonesia Emas 2045," ujar Hendrikus Bagung, menutup percakapan kami, ditengah areal persawahan Satar Tesem, sembari menatap Kecamatan Wae Rii dan Cibal Kabupaten Manggarai.
( ManggaraiTimur/MC/Patrys Anggo)