Sidebar

Manggarai Timur, MC- Wakil Bupati Manggarai Timur, Tarsisius Sjukur, menerima kunjungan serta melakukan rapat kerja Bersama perwakilan program Project In Flores, di Lehong, Rabu (23/04/2025). Project In Flores memberikan perhatian penuh terhadap perlindungan Rugu ( Komodo), beserta ekosistemnya dan mendorong peningkatan kesejahteraan Masyarakat yang berada disekitar habitat Rugu (Komodo).

 

 

Hingga saat ini, dunia hanya mengenal Komodo di kabupaten Manggarai Barat, sebagai habitat hewan purba ini. Akibatnya informasi terkait Rugu (Komodo), tidak cukup berhasil dieksplorasi dengan dalam dan utuh, baik dari aspek pengetahuan maupun kepariwisataannya.

 

Perwakilan Project In Flores menggambarkan keberadaan Rugu (Komodo) di Kabupaten Manggarai Timur dan Ngada, telah menjadi kesadaran baru dunia, untuk mengambil bagian dalam upaya pelestarian Rugu (Komodo).

 

Dari data yang dikumpulkan Project In Flores, hanya 30 persen Komodo yang berada di Pulau Komodo, Kabupaten Manggarai Barat. Sementara 20 persennya berada di Kawasan hutan lindung dan 70 persen lainnya hidup di Kawasan lahan Masyarakat yang berada di Kabupaten Manggarai Timur dan Ngada.

 

Dari data yang ada, tentu bisa disimpulkan, bahwa bentangan alam di Kabupaten Manggarai Timur hingga Ngada, telah menjadi rumah sesungguhnya bagi hewan purba ini. Tentang bagaimana alam, manusia dan budayanya mampu membangun relasi yang harmonis bagi lestarinya rugu (Komodo).

 

Tarsisius Sjukur, yang memiliki latar belakang dunia pariwisata, sangat menyambut baik keberadaan Project In Flores, yang diharapkan menjadi ruang bersama bagi berbagai pihak untuk ikut berkomitmen serta memberikan kontribusi bagi agenda besar ini.

 

“Tentu pemerintah daerah Kabupaten Manggarai Timur, mendukung sepenuhnya agenda ini. Dan semoga kolaborasi berbagai pihak dan gagasan yang telah disampaikan dalam rapat ini menjadi awal yang baik sehingga forum ini bisa ikut berkontribusi dengan perannya”, Ujar Tarsisius Sjukur.

 

Surga kecil di kabupaten Manggarai Timur, tentu bukan sekadar slogan tanpa dasar, walaupun keberadaan Rugu (Komodo), baru mendapat perhatian setelah lama digaungkan, tidak berarti kabupaten Manggarai Timur telah terlambat.

 

Perkembangan pariwisata di kabupaten Manggarai Barat, tentu menjadi ruang untuk belajar serta menyiapkan gerak kolaborasi berbagai pihak sehingga tata Kelola kepariwisataan di kabupaten Manggarai Timur bersifat inklusif.

 

Manggarai Timur telah memilih agrowisata sebagai strategi pembangunan pariwisatanya. Dunia wisata yang selaras dengan alam, menjadi ruang bersama bagi manusia dan harmoni dengan budaya manusia. Kesadaran ini telah menjadi pijakan berbagai rangkaian kebijakan yang secara berlahan membentuk kepariwisataan Manggarai Timur. Bukankah sesuatu yang orisinil dari alam, manusia dan budaya yang menjadi pencarian dunia Barat di Timur? 

 

(ManggaraiTimur/MC/Patrys Anggo


JDIH Manggarai Timur

NEWSLETTER

Please enable the javascript to submit this form

LOKASI KAMI :