ManggaraiTimur/MC- kesehatan mental sesorang dapat berubah yang dipengaruhi berbagai faktor, seperti genetik, pelecehan seksual, trauma masa lalu, pola hidup tidak sehat dan cedera otak. Namun ada faktor lain, yang seringkali diabaikan dan menjadi potensi ancaman kesehatan mental. Miseriae sensu yang dalam bermakna “ perasaan menderita “.
Miseriae sensu adalah bahasa latin, yang mengungkapkan sebuah perasaan akan sulitnya hidup. Miserae sensu, selalu hidup sepanjang zaman, terutama ketika tantangan hidup harus dijalani. Kesenduan kolektif ini, menjadi berbahaya karena semakin menjauhkan kita dari kemajuan progresif yang sedang berjalan.
Peradaban selalu lahir dari tantangan, yang kemudian dihadapi dengan optimisme dan tindakan. Sehingga tak salah kemudian, Viktor Hugo, seorang penulis Les Miserables (Penderitaan - penderitaan), pernah berkata “ nama dari penderitaan adalah manusia. Dan, ia melolong mengeluh pada semua musim.”
Ditengah tantangan global, ruang optimisme di kabupaten Manggarai Timur, masih sangat luas. Fakta tentang semakin membaiknya beberapakomoditi, pertumbuhan pembangunan diberbagai sektor yang telah dinikmati dan dukungan komunitas dalam hidup, menjadi fakta sekaligus jalan optimisme kolektif, untuk terus merawat kesehatan mental.
Langkah inovatif rapat koordinasi Tim Penanggulangan Kesehatan Jiwa Masyarakat (TPKJM), tingkat kabupaten Manggarai Timur, bisa menjadi inspirasi. Beberapa jenis kegiatan birokrasi yang cenderung formal, secara berlahan mengalami perubahan, dimasa kepemimpinan Bupati Manggarai Timur, Agas Andreas.
Rapat yang diikuti Sekretris daerah, Boni Hasdudungan, rohaniwan, pimpinan perangkat daerah, tenaga kesehatan ini, dipimpin langsung oleh Bupati Manggarai Timur, Agas Andreas, Rabu (24/10/2023). Sejumlah rekomendasi strategis, terkait upaya pelayanan kesehatan jiwa, berhasil dihasilkan.
Suasana areal persawahan, desa wisata Golo Loni, yang indah dan tenang, menjadikan bahasan serius menjadi lebih rileks dan cair. Peserta juga nampak antusias, membahas pola intervensi kebijakan lintas sektor.
Agas Andreas, menegaskan kolaborasi lintas sektor dalam tim Peduli Kesehatan Jiwa Masyarakat, untuk segera bekerja untuk menanggulangi dan menangani ODGJ di kabupaten Manggarai Timur. “ Segera lakukan langkah cepat, sehingga kita segera memiliki data jumlah ODGJ, sehingga sosialisasi, pengobatan dan kunjungan, bisa terus dilakukan secara simultan. Ingat. Mereka juga adalah keluarga kita, ” kata Andreas Agas.
Disela sela obrolan kecil seusai rapat, Agas Andreas, mengingatkan, pentingnya memelihara kesehatan mental, dengan selalu berpikiran positif, bersyukur, memperkuat kehidupan komunitas dan menikmati keindahan alam yang masih orisinil di Kabupaten Manggarai Timur. Agas Andreas percaya, optimis merawat kesehatan mental berarti memelihara produktivitas.
(ManggaraiTimur/MC/Patrys Anggo )