ManggaraiTimur, MC- BPS Propinsi NTT telah merilis data bahwa Nilai Tukar Petani ( NTP) pada 5 subsektor seperti padi dan palawija, hortikultura, tanaman perkebunan rakyat, peternakan dan perikanan, mengalami penurunan sebesar 0,31 persen pada Februari, jika dibandingkan pada Januari 2024.
Kondisi ini berdampak pada peningkatan inflasi 9,65 persen pada wilayah pedesaan di NTT. Bantuan pangan CBP menjadi program nasional, sebagai upaya pemerintah untuk menjaga tingkat inflasi Volatile (bergejolak), sebab beras masih menjadi sumber kontribusi lebih dari 0,5 persen terhadap inflasi nasional.
Dengan demikian program ini, menjadi intervensi pemerintah untuk meredam inflasi. Program bantuan pangan ini, memanfaatkan Cadangan Beras Pemerintah (CBP), yang juga menjadi amanat Peraturan Presiden No 125/2022 tentang Pengelolaan Cadangan Pangan Pemerintah.
Pemerintah daerah Manggarai Timur, segera merespons cepat. Sepanjang rangkaian kunjungan kerja perdana sebagai Penjabat Bupati Manggarai Timur, pada akhir Februari lalu, Boni Hasudungan, telah meluncurkan program ini secara simbolis disejumlah kecamatan di Kabupaten Manggarai Timur.
Kadis Ketahan Pangan dan Perikanan Kabupaten Manggarai Timur, Herman Kodi, menyampaikan selain meluncurkan program bantuan CBP, pihaknya akan tetap melaksanakan program Gerakan Pangan Murah (GPM), berupa pasar murah, disejumlah titik yang padat penduduk dan rawan pangan. Sekaligus memastikan ketersediaan pangan di daerah selalu tersedia dan mampu menstabilkan harga pangan.
Jumlah kelompok penerima manfaat di kabupaten Manggarai Timur, tercatat mencapai 54.750 KPM, dengan total bantuan beras untuk semester satu mencapai 33 ribu ton.
Agar proses tahapan pendistribusian beras CBP lancar, Herman kodi, berharap agar Lurah dan Kepala desa, ikut membantu sehingga proses pendistribusian tahap berikutnya bisa berjalan lebih lancar dan aman.
"Saya percaya, para Kades dan Lurah kita, punya hati serta empati kepada masyarakat yang membutuhkan bantuan ini. Untuk itu saya yakin, segala proses administrasi dan pendistribusiannya, pasti berjalan dengan baik sesuai ketentuan yang ada," ujar Herman Kodi.
Herman Kodi, juga menjelaskan walaupun pada bulan Maret hingga April, masyarakat telah melakukan panen raya, namun antisipasi akibat dampak perubahan iklim, harus tetap dilakukan dengan tetap meluncurkan program ini, hingga bulan Juni 2024.
Ketersediaan pangan ini, diharapkan mampu menopang program penanganan Stunting di Kabupaten Manggarai Timur, terutama memastikan akses pangan bagi ibu hamil l, menyusui dan anak tidak terganggu. Untuk diketahui, sektor pangan menjadi salah satu sektor yang sangat penting dalam implementasi konvergensi penanganan Stunting.
( ManggaraiTimur/MC/Patrys Anggo)