Manggaraitimur.go.id, Borong - Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur (KMT) melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan kembali menyelenggarakan pelatihan peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) Pengelola Desa Wisata, bertempat di Hotel Gloria, Desa Nanga Labang. Kegiatan yang dilaksanakan pada 05 Oktober hingga 07 Oktober 2021 ini difokuskan pada aspek kebersihan, sanitasi, dan Pengelolaan sampah pada destinasi pariwisata, termasuk didalamnya adalah memperkenalkan protokol CHSE (Cleanlinnes, Health, Safety and Environment sustainability) sebagai salah satu program khusus Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam mendukung bangkitnya sektor pariwisata di tengah pandemi COVID-19.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan KMT, Albertus Rangkak menyampaikan persoalan kebersihan, sanitasi dan sampah merupakan hal yang serius untuk ditangani, secara khusus berkaitan dengan aktivitas wisata. Dengan demikian, untuk menciptakan destinasi wisata yang berkualitas dan berkelanjutan, pengelola harus menjadi penggerak bagi masyarakat lain untuk ikut menjaga kebersihan lingkungan destinasi.
“Persoalan sampah, sanitasi yang tidak terurus sering kita temukan di destinasi pariwisata. Jika tidak dikelola dengan baik, pariwisata bisa menjadi penyumbang sampah terbesar. Selain itu, keadaan lingkungan yang dipenuhi sampah dan tidak terjaga kebersihannya akan menurunkan minat wisatawan untuk berkunjung serta menurunkan kualitas destinasi itu sendiri. Maka, peserta sekalian, harus menjaga kebersihan desa wisata yang dikelola sekaligus menjadi penggerak bagi masyarakat lain untuk menjaga lingkungan desa wisata agar tetap bersih, pastikan destinasi wisata itu bebas dari sampah.” Ujar Albertus dalam sambutan pembukanya pada Selasa, (05/10/2021).
Sementara itu, Pengelola Koperasi Serba Usaha (KSU) Sampah Komodo, Labuan Bajo Margaretha Subekti selaku narasumber utama dalam kegiatan pelatihan ini mengungkapkan materi penting yang akan dibahas dalam kegiatan ini yaitu pengelolaan kebersihan destinasi, standar sanitasi baik secara internasional dan nasional yaitu standar CHSE, serta pengelolaan sampah melalui metode 3R (Reuse, Reduce, Recycle). Selain itu, Margaretha juga menyampaikan pentingnya penerapan protokol kesehatan bagi pelaku wisata serta menekankan keterlibatan kaum milenial dalam mengembangkan potensi wisata yang ada di Kabupaten Manggarai Timur.
“Hari ini kita berdiskusi tentang bagaimana menangani kebersihan destinasi, kemudian besok kita akan berbagi tentang standar sanitasi baik secara internasional maupun nasional dalam hal ini terkait CHSE, kemudian di hari ketiga kita akan berbicara tentang pengelolaan sampah, salah satunya bagaimana caranya kita bijak terhadap sampah plastic dan juga pengelolaan sampah 3R. Menurut saya ,berbicara tentang hygene, sanitasi dan protokol kesehatan sangat penting, karena bukan hanya untuk kita sendiri namun untuk masyarakat luas terutama tamu yang akan datang. Selain itu, masyarakat khususnya kaum milenial harus terlibat aktif dalam pengembangan desa wisata tersebut” Ungkap Margaretha.
Selanjutnya, Fransiskus Pantur, peserta asal Desa wisata Colol mengungkapkan apresiasinya atas kegiatan pelatihan ini. Fransiskus mengungkapkan dengan adanya kegiatan pelatihan ini pengelola mampu memahami berbagai hal terkait pengelolaan desa wisata mulai dari pengelolaan secara teknis, pemasaran serta pengelolaan kebersihan desa wisata.
“Saya mengapresiasi apa yang dilakukan oleh dinas pariwisata dan kebudayaan Manggarai Timur, karena tidak hanya menetapkan Desa wisata tetapi dilanjutkan dengan peningkatan kapasitas tim pengelola, beberapa kali pelatihan bersentuhan dengan konsep dasar lalu kemudian dilanjutkan dengan aplikasi di lapangan. Dengan menghadirkan narasumber yang ahli dalam bidang pariwisata, pengetahuan kami menjadi lebih luas dalam hal pengelolaan desa wisata. “Ungkap Fransiskus. (KOMINFO MATIM)