ManggaraiTimur/MC- Ibarat kereta api, desa Golo Loni di Kecamatan Rana Mese, Kabupaten Manggarai Timur, memiliki banyak gerbong yang ikut serta. Kapasitas setiap gerbongnya, terus disiapkan untuk memenuhi kebutuhan perjalanan panjangnya.
Deretan gelas kopi Colol, menjadi teman beberapa wisatawan asal Jakarta yang berhenti. Aroma dan hangatnya kopi Colol, produksi UMKM menjadi pengusir penat, usai menempuh perjalanan darat dari kabupaten Ende menuju Labuan Bajo, Rabu (18/01/2024).
“Ini kopi Colol yang terkenal itu ya ,“ ujar Wawan (39 tahun), sambal menyeruput kopinya. “ Betul pak. kami bekerja sama dengan teman teman dari Colol , “ jawab Ghoi sang pemilik kedai sambal tersenyum. Kopi Colol lalu menjadi percakapan yang dalam.
Ternyata Wawan dan sejumlah sahabatnya adalah penikmat kopi. Selain mengagumi cita rasanya, mereka cukup terkejut melihat kemasan Beo Coffe, salah satu produk kopi Colol, milik UMKM yang dinilai sangat baik. Beberapa jenis produk Beo Coffe, bahkan langsung diborok sebagai buah tangan dari perjalanan di pulau Flores.
Percakapan pun, beralih pada alasan utama, Wawan dan rombongannya berhenti. Bentangan alam dan areal persawahan yang luas, rupa rupanya memantik rasa penasaran mereka. Kepala desa Golo Loni, Yohanes B. Okalung, yang sedari tadi telah berada disana, mulai bercerita tentang potensi dan fasilitas agrowisata yang bisa dinikmati.
Tak disangka sangka, promosi singkat Yohanes B. Okalung, langsung direspons. “Mumpung masih disini. Kita nikmati dulu wisatanya, biar gak penasaran, “ajak salah satu anggota rombongan yang langsung diamini. Menikmati keindahan alam yang masih terjaga, tentu menjadi sebuah kemewahan dibandingkan lingkungan tiang beton dengan penatnya aktivitas ibu kota. Usai menitip barang di sejumlah Home Stay milik warga, ditemani sejumlah anggota pokdarwis, rombongan langsung menuju spot wisata.
Senja turun tipis, menyisir bentangan pematang sawah yang baru saja dibajak. Jalan rabat yang dibangun tahun 2023 dengan panjang 100 meter dan lebar 3 meter, menjadi jalur fun bike ditengah pematang sawah yang dilewati rombongan. Laju sepeda yang dikayuh pelan, cukup untuk membelah kabut tebal yang turun sore itu. Pengalaman ringkas ini memberi pelajaran besar.
Pengalaman kecil di kedai kopi milik Ghoi, di Golo Loni, menarik kesimpulan tentang bergesernya fungsi Kedai kopi, yang tidak lagi sekedar menjadi tempat menghabiskan waktu dan bersosialisasi, tetapi telah menjadi tempat perjumpaan berbagai peluang bisnis.Kepiwaian Ghoi (25 tahun), melayani dan menemani para tamu di kedai kopi miliknya, tentu tidak datang tiba tiba. Berbagai pelatihan telah ia ikuti semenjak menjadi anggota Pokdarwis desa Golo Loni. Kepala desa Golo Loni, Yohanes B. Okalung, menarik kesimpulan menarik. “ Pengelola kedai kopi ternyata duta promosi yang paling bagus .“( ManggaraiTimur/ MC/Patrys Anngo)